Senin, 15 Desember 2008

BLOG BARU KHUSUS KRITIK FOTO

PINTAR MOTO MOTO

BLOG PRIVASI PENUH DIMANA BELAJAR FOTO DG INDENTITAS PRIBADI DI-RAHASIA KAN.

CUKUP KIRIM FOTO DG INISIAL

bukan foto mengandung pornografi atau sara.

FOTO ANDA AKAN DIBERI KRITIK - PENDAPAT - SARAN...

KIRIMKAN FOTO ANDA KE email : moses_foto@yahoo.com.


Minggu, 14 Desember 2008

* END of the WORLD


End of the World
bu Moses Agustian.



Foto Original




Foto pemenang Medali Emas Salonfoto 1992 (PAF Bandung)

RIP
by Moses Agustian



Apa dan bagaimana...

Memanipulasi sebuah karya foto dapat dilakukan dengan dua versi :

Pertama.
Manipulasi dilakukan dengan rekayasa sedemikian rapi dan natural sehingga diterima sebagai kewajaran pemotretan oleh penikmat foto.
Tanpa sepengetahuan penikmat foto oleh pemotret atau pencetak foto telah memasukkan elemen tambahan lain yg biasanya agak agak dramatis bagi penguatan isi atau nuansa fotonya.

Kedua.
Penikmat foto benar benar tahu foto tersebut telah dimanipulasi dari segi tehnik maupun
ketidakwajaran objek akan tetapi menerimanya karena motivasi yg luar biasa dari citra seni pemotretnya.
Bahkan kadang kadang penikmat foto tersenyum dan berkata dalam hati," nikmat juga ya...., dibohongi !!!!

Versi terakhir inilah yg dipilih kali ini.
Marilah kita keluar sejenak dari kejenuhan tentang landscape natural dan memasuki alam pengembaraan khayal dengan Tone Line dari ortholith film sebagai media manipulasi.
Apakah itu Tone Line ? Tone Line adalah foto kontras tinggi dari ortho film yg hanya terdiri dari garis garis.
Apakah masih perlu ditulis tentang Tone Line yg sudah tidak zaman lagi dg ortholith film ?!!!

End of the World.

Mendengar suara bukan dari lidah juga bukan dari kerongkongan akan tetapi gema dan desau melantunkan lagu dari saat ke saat.
Gemuruh dikejauhan, gemercik ombak pantai , desau angin laut dan siulan batu karang menyanyikan himne angkasa, menyingkap tirai rahasia keabadian.


Pantai Kukup, Yogyakarta.

Hamparan pantai luas landai dengan batu karang seperti onggokan raksasa tidur yg jauh dari menarik untuk pemotretan.
Satu satunya yg agak menarik perhatian adalah permainan garis ombak pantai putih berlapis lapis dan panjang mengikuti lekuk panatai yg dipeluk pulau dikiri dan kanan.
Diatas panggung batu karang raksasa ini berdiri sebuah gardu yg penuh coretan.
Disinilah satu satunya tempat kami berteduh dari terik matahari.
Dari sini saya melihat kebawah pantai dan saya tidak menemukan satu manusia disana yg bisa dijadikan sebagai objek perbandingan dg luasnya pantai yg maha luas itu.
Kecuali ada seorang bapak dan anak anak yg sudah ada di gardu sebelum kami datang.
Setelah berupaya membidik kiri kanan pantai yg tampak kosong saya mencari sesuatu yg bisa dijadikan pengisi foto saya.
Sepotong kulit kayu 1,5m panjangnya dg lebar kira kira 30cm yg dapat mudah saya patahkan menjadi dua menurut urat kayu kemudian saya ikat dg tanaman merambat menjadi sebuah salib .
Dengan tidak berpengalaman " saya tancapkan salib kulit kayu kasar dipinggir batu karang yg membelakangi pantai" melukai tangan ku yg halus dari kota walaupun sudah berhati hati...heheheh.

Dan ku tatap salib kulit kayu yg buruk, tidak menarik sampai tampak keelokannya agar tujuan hunting tidak sia sia.
Kemudian mengatur pose dari bapak dan anak anak nya dalam pemotretan dan saya tidak suka konten fotonya walaupun bagus komposisinya.
Kubiarkan foto tersebut 5 tahun baru dikirim ke Salonfoto Ind 1992.. hasilnya medali emas....u kategori BW. Senang ...yayaya...gak gak...!!!!

Sungguh tidak seperti yg kuinginkan (lihat foto original) , jauh dari yg ku angankan... kulihat salib tsb dan kupejamkan mata ku sehingga semua visual menjadi gelap.....
Yang berbekas kuat dilayar imajiku hanya salib tsb dan khayal liar kulepas dan mengental se-olah olah bumi kiamat ditatap duka oleh rembulan dg tehnik Tone Line.

Objek.
Ada dua jenis tone line yaitu yg hi key dimana putih dominan dan saya memilih low key dimana hitam dominan dg garis putih.... kemudian disandwich dengan bulan.
Sesuai dg judul " End of the World " saya memilih versi low key sebagai media expresi dimana hitam mewakili ketenangan yg penuh misteri dan bulan sumber terangpun dimunculkan setengah seolah enggan tampil melihat bumi.
Pencahayaan pun dipilih searah dg sinar rembulan.... walaupun imaginatif pun harus juga memenuhi estetika..... Apakah saya dalam keaadan depresi saat membuat foto ini...???!!! Tidak.... tidak ... adapun niat saya mengajak penikmat foto turun kebawah sadar bahwa dunia bisa seperti ini jika tidak kita sayangi...hehehehehe. salam Cape deh.... sahabat baca artikel panjang ini....






Jumat, 12 Desember 2008

BLOG BARU KHUSUS KRITIK FOTO

PINTAR MOTO MOTO

BLOG PRIVASI PENUH DIMANA BELAJAR FOTO DG INDENTITAS PRIBADI DI-RAHASIA KAN.

CUKUP KIRIM FOTO DG INISIAL

bukan foto mengandung pornografi atau sara.

FOTO ANDA AKAN DIBERI KRITIK - PENDAPAT - SARAN...

KIRIMKAN FOTO ANDA KE email : moses_foto@yahoo.com.


Senin, 01 Desember 2008

* MUTIARA PANTAI (1).(2) (3)


Mutiara Pantai (1)
by moses agustian






Mutiara Pantai (2)
by moses agustian







Mutiara Pantai (3)
by moses agustian




TIP Foto Sequence :

Foto urutan peristiwa .........
- Pakai tripot agar posisi /komposisi tetap sama.
- Ada objek yg tetap tidak berubah..... sbg penyambung /link dari foto-
satu dg foto yg lainnya.
- Ada gerakan dari objek menunjukkan peristiwa /moment berurutan.
- Batasi kemauan ingin menampilkan sebanyak mungkin foto dengan
sela moment yg terlalu dekat.

Bebatuan yang sama dengan ombak yg merupakan urutan momentnya.

Data tehnis :
-Kamera : Leica R4
-Lensa : 19 mm elmarit
- Film : Tri X Kodak asa 400.
- Speed : 1/60
- f stop : 8
- metering : spot pada shadow batu kecil FG



Rabu, 26 November 2008

* MENELUSURI PANTAI
























Menelusuri Pantai
by moses agustian


Menentang cahaya pada jaman dulu sering dihindari karena akan menimbulkan berbagai masalah..... seperti flare dimana lensa kemasukan sinar atau kehilangan detil menjadi siluet dan jika objek tumpang tindih akan menjadi wujud tidak keruan.
Sulitnya kontrol kontras kadang kala akan kehilangan tektur di bidang putih atau kehilangan detil di bagian shadow.

Bukan foto seni kalau tidak memamfaatkan kelemahan alat atau tehnis menjadi kelebihan pada foto kita.

Lihatlah foto ini tidak kehilangan detil dan cahaya back light pada kabut menimbulkan mood yg indah membentuk kedalaman.....
Tehnik pengukuran dengan spot metering jatuhkan pada anak yg sedang jalan kemudian under 2 stop pencahayaan menjadikannya shadow berdetil.....
Apa yg harus ditakuti jika kita mengerti tehnik dg baik untuk meng create sebuah foto.
Salam.....moses.

Data Tehnis :
- kamera : Leica R5
- Lensa : sumicron 90mm
- film /asa : T max 400 Kodak.
- metering : spot pada shadow dalam foto ini anak kecil.
- speed : 1/125
- f stop : 5,6



Rabu, 19 November 2008

* three goats, his job (BWa)


Adakah foto ini berbeda dengan yg lain baik dengan pendahulu saya maupun sesudah saya.
Saya tidak yakin dan tidak tahu....... akan tetapi inilah kiat saya dan tidak meniru karena tidak ingin menjadi duplikat walaupun hasilnya pasti bagus.

Memotret objek kecil dan menempatkan ditengah dengan mempunyai latar depan yg terisi objek lain (dalam foto ini jejak kaki ) bisa menjadi malapetaka bagi objek kecil tersebut yg berperan menjadi p o i.
Karena sadar akan menjadi persaingan poi dengan jejak kaki tersebut saya gelapkan(burning) .
Awal latar depan saya gelapkan dengan bergradasi hingga atas bernada garis putih kemudian gelap seakan dihempas turun melihat garis kedua dimana objek poi berada kemudian ditutupi /diakhiri dengan garis ketiga lebih putih.

Kiat ini saya lakukan agar mata kita dipaksa melihat objek kecil berada.
Adapun kalau foto ini dibaca dengan bidang dimana latar depan berupa gundukan kemudian bidang menyerupai jajaran genjang dimana poi berada dan diakhiri bidang lebih kecil tidak beraturan....

Bagi yg kurang jelas dan ingin tahu lebih lanjut silakan tinggalkan pesan di komentar.

Data tehnis:
- Kamera : Nikon FE 2
- Lensa : Nikkor 105mm
- Asa : Tri X
- Speed : 1/125
- f stop : 8
- Metering : everage


Jumat, 14 November 2008

* MISTY ( BWa )


Misty
by moses agustian



Oleh pengalaman membuat saya lebih cool dalam esksekusi moment ini.
Kabut memutih haruslah tetap bernuansa putih dengan tektur tipis yg menghampiri hidungku.
Ku ukur bidang putih (baca kabut) kemudian menambahkan pencahayaan /exposure 2 f-stop dari yg diukur secara teoritis.
Akan tetapi saya hanya menambahkan 1,5 f-stop pencahayaan untuk mendapatkan tektur yg terbaik.

Pravisualisasi dalam pengkomposisian yg tidak mudah .....tiap langkah maju maupun mundur saya menemukan nuansa yg sama saja.
Sulit membentuk deph/nuansa kedalaman, oleh karena itu saya menempatkan batang pohon di kiri kanan terpotong dan lebih pekat sebagai pintu masuk ke medium ground dan back ground.

Sudahkah kabut foto ini menyentuh hidung Anda ?

Data Tehnis:
- Kamera : Leica R5
- Lensa : 50 mm Sumicron
- Speed : 1/60
- f-stop : 5,6
- Asa
: Tmax 400
- Lokasi : Ranca Upas , Ciwidey. Bandung Selatan.




Jumat, 07 November 2008

* Foto : TAJAM (BWa )

TAJAM

Lengkung , patah dan tajam pada foto foto tersebut saya melihat dengan sangat mendasar dari objek yg saya temui.

Foto ini pada dasarnya adalah sama dengan lengkung tehnik pengukurannya.
Hanya pemaknaannya saja berbeda dimana foto ini sesuai judul fotonya " tajam " terlihat lebih kontras agar ketajamannya tampil kuat.
Adapun saya tidak membiarkan satupun lancip didepan poi , akan tetapi saya membawa masuk satu lancip yg bluur di latar belakang putih untuk perbandingan ketajaman sebenarnya poi.

Data tehnis :
- Kamera Leica R5
- Lensa 90 mm Sumicron
- speed 1/125
- f stop 5,6
- Film T Max 400
- Metering : spot


* Foto : PATAH...!!! (BWa)


PATAH

Foto ini juga memamfaatkan pengetahuan Unsur Dasar Fotografi dimana Silluet dalam unsur dasar Shape.
Memang dalam pravisualisai tentu foto tidak terlihat seperti foto diatas akan tetapi pohon kering masih punya detil .
Dengan memamfaatkan pengetahuan exposure saya membuat pohon kering menjadi under 3 stop pencahayaan sehingga hilanglah detilnya.

Walaupun keseluruhan pohon terlihat artistik dalam profil yg sempurna tidak akan saya memotretnya kalau tidak karena sebuah ranting yg patah.

Data tehnis :
- Kamera : Leica R5
- Lensa : 90 mm Sumicron
- Speed : 1/125
- f stop : 11
- asa : 400 Kodak Tmax 400
- metering : spot






* Foto : MENGAMBANG (BWd)


MENGAMBANG

Kolam Angsa tidak akan sebening danau yg luas.....
Airnya tidak sepenuhnya bening dan bulu bulu angsa lepas mengambang kian kemari dengan dasar kolam gelap .

Pola pikir sesederhana mungkin yg diambil dari Unsur Dasar Fotografi
bentuk dan tektur yg simple.
Yang harus di seriusi pada foto ini hanya titik ukur yaitu spot metering dan putih bulu angsa bertektur.
BG yg gelap akan membuat bulu angsa kuat menonjol, asal jangan BG sangat hitam pekat nanti akan terlihat seperti bulu ditempel pada kertas hitam.

Data tehnis :
- Kamera : NikonD100
- Lensa : Nikon 70-300mm ED
- Speed : 1/250
- f stop : 13
- asa : 800
- exposure mode : manual
- metering " : spot
- WB " : shade


Selasa, 04 November 2008

* Foto : LENGKUNG (BWa)


Lengkung...............

Sebuah unsur dasar fotografi yaitu garis di kreasikan menjadi sebuah karya foto yg menarik dan kesederhanaannya tidak membosankan untuk dinikmati selamanya........ abadi...!!!

Objek foto ini akan kita temui setiap hari disekitar pekarangan rumah kita .
Sebuah garis tepi daun hijau yg kaku memantulkan cahaya lebih banyak, berperan sebagai high light di ukur hati hati dg spot meter karena akan dijadikan Point of Interest . Zone VIII.

Kemudian dg memakai filter merah tua untuk membuat daun hijau menjadi gelap dari zona III shadow menuju ke hitam pekat zona I dan high light garis tepi tsb makin menonjol.

Jadi di kala kita jenuh akan objek objek yg biasa ditemui..... lihatlah lebih mendasar lagi , masuklah dalam pengamatan.... dimana subject matter akan berbicara padamu seperti foto yg sangat sederhana ini.

Data Tehnis :

- Kamera Leica R5
- Lensa 90mm Sumicron
- Speed 1/250
- f stop 5,6
- film Orwo 125 German Timur.
- Filter BW merah tua.

* Foto : NIGHT BIRD (BWa)

NIGHT BIRD


Mengerti akan tehnik membuat kita dapat berbuat banyak dalam pemotretan.
Zone Systeem ciptaan Ansel Adams tiada tara memberi kita keleluasan seperti membuat hitam menjadi putih atau sebaliknya bahkan menjadi tuhan (baca tuhan kecil) bagi foto kita.

Foto ini sebenarnya di foto pada pagi hari ...... dimana anak kecil bermain dg burung kutilang kecil yg jinak.
Dengan sebatang ranting burung dihinggapkan kemudian dg memilih pencahayaan side light sedikit back dari burung .
Pilihan selanjutnya adalah back ground gelap untuk menonjolkan poi /burung berwarna putih.
Mengerti akan pengolahan putih yg bertekstur Zone VII dan bagian BG gelap berdetil tipis zone II .,foto ini saya ubah dari pagi hari menjadi malam hari tampilannya.

Garis penuntun/lengkungan ranting dimulai dari kiri bawah depan (bukan samping) agar foto ini lebih welcome bagi penikmat foto ini.
Po I /burung hehehe..... jatuh pada golden section dg arah pandang lazimnya.
Sepotong ranting diatas sebagai stopper tanda flat FG dimana burung hinggap dan BG bluur (bukan hitam pekat) agar kita bisa memperoleh dimensi deph pada foto ini........salam ..moses.

Data tehnis :
-Kamera Nikon.
-Lensa 105mm
-Speed 1/60
-f stop 5,6
-Film Tri X



Jumat, 31 Oktober 2008

* Foto : PAGAR MELIUK.. (BWa).

Pagar Meliuk.....BWa (analog)

Pagar meliuk.......
Adalah sebuah foto dengan dasar pattern kombinasi komposisi S yg sebenarnya tampak biasa biasa saja dan bisa dilihat sehari hari.

Angle pilihan tentu harus membatasi kesan jenuh dari pattern jika tampil terlalu banyak.....dalam pengulangan (baca artikel Pattern)

Sedikit high angle untuk mendapatkan komposisi S yg berkesan ujung menghilang misteri juga kedalaman, akan tetapi high angle ini mengudang distorsi dari lensa wide yg tak diinginkan.

Jarak dipilih tentu disesuaikan perfektif lensa wide dimana dalam bingkai pembidik akan terlihat ...... jadi pintar pintarlah mengatur keseimbangan , menjaga dari distorsi yg destruktif (tiang tiang pagar akan menjadi miring) dan perfektif membawa dampak kedalaman.

Data tehnis:

- Leica R5
- Lensa 19 mm elmarit (sungguh luar biasa lensa ini sehingga hampir tidak terlihat distorsi pada foto ini).
- Film T Max 400 (T grain memang luar biasa halusnya dan kaya akan gradasi).
- Speed 1/60 detik.
- f stop 16

Rabu, 29 Oktober 2008

* SYMPHONY of SHORE (BWa)

Symphony of Shore (BWa)


Apa dan Bagaimana

Hunting, menikmati semburat cahaya fajar hingga temaran senja,.
Mendengar sekawanan burung kecil bernyanyi merdu; melihat mawar putih memenjarakan seekor lebah madu dalam kelopaknya; menyimak bebatuan pantai menyiulkan melodi; desah , gemercik, gemuruh irama abadi pantai.

Engkau, bak pujanggan memenangkan api bukan abunya.
Karena api itu adalah jiwamu dan abu itu adalah badan mu.
Dengan jiwamu engkau mengagumi keseharian mu dan terlebih lagi yg tidak bisa terekam indera penglihatanmu tapi bisa dilihat citranya/ imajinya melalui tangkapan media tehnik fotofrafi.

Pada foto ini dengan slow speed berperan sebagai pemberi jiwa dari foto
Jika kita ingin melihat sesuatu yg sangat cepat geraknya seperti peluru yg ditembakkan atau baling baling helikapter kita membutuhkan kamera yg canggih dimana mempunyai fasilitas ultra high speed shutter sebagai penyambung visual yg tidak dapat kita rekam dg mata telanjang.
Sebaliknya menangkap citra yg bergerak biasa biasa saja tidak membutuhkan fasilitas spesial untuk merekamnya , akan tetapi tidak kalah menariknya juga sbg penyambung visual diluar batas kemampuan mata kita menangkapnya.
Hanya saja menentukan kecepatan lambat untuk merekam objek bergerak memerlukan pengkombinasian gerak objek dg pelepasan rana yg pas sesuai keinginan kita.
Bukankah jika terlalu lambat sehingga ombaknya mengapas mengurangi semangat dan terlalu lembut.
Atas pertimbangan ini maka saya memilih foto ini dari hasil beberapa kali pemotretan.

Symphony of Shore

Bagaikan seni orang Mesir dalam ramalan; duduk menghadap laut lepas dari tepi hamparan datar batu besar dan berjalan dg pikiran dan dugaan apa yg akan terjadi , juga apa yg harus dilakukan dalam pemotretan ini.

Kini ku berada ditemaran senja diceruk pantai.
Bak...seni orang Itali dalam keindahan.........

Inderaku mekar...menanti datang, ku sapa dan ku relakan pergi ombak berirama dibawa kakiku.
Kuat genderang gemuruh ombak dikejauhan sana melepas daya kemudian menyisakan suara desau gemercik kecil kecil ombak di ceruk pantai.

Ku buka inderaku...emosiku tinggi masuk menyatu dengan alam sekitar kemudian perlahan lahan mereda mengikuti irama bersahaja di waktu itu di pantai itu.
Dan bila berayun mengikuti alunan ombak lembut ku tinggalkan jejak garis dan bekas kemanpun pergi dan berada.
Bila terdengar desau ku selami ketenangan dibawa ombak dan bila gemercik perlahan lahan pasti ku mengangkasa.


Ku tidak sendirian, ada sebongkah bebatuan besar yang sudah ada sebelum aku berada.
Dia menanti diam lebih lama dari siapapun, menikmati belaian ombak dan nyanyian sepoi angin .
Dia tak pernah mengakhiri " Nyanyian Simponi " tepi pantai walaupun datang gelap membutakan pandangan tapi merekalah surut ombak dan mati angin yang mengakhirinya.

Objek

Pada perjalanan pulang menelusuri ceruk tepi pantai yg melewati bongkah bebatuan besar dan kecil yang menghampar disapu ombak pasang surut menarik sekali untuk diabadikan.
Kesan suasana lembut mendominasi tampak dari bebatuan bulat diceruk pantai , ketika menghadap ufuk barat dimana cahaya senja memberi kelipan kecil kecil pada bebatuan dan kilau kemilaupun tampak pada ombak.
Suara deburan ombak berulang ulang seolah nyanyian abadi itulah nuansa senja ditepi pantai pada foto ini.

Komposisi

Meletakan objek utama didepan berarti memberi peran lebih besar pada nya sebagai focus of interest /p o i .
Adalah cara pintar fotografer mempergunakan lensa sudut lebar yg distortif perfektip untuk objek utama didepan dan tentu harus ada keseimbangan di BG nya dimana foto terlihat bebatuan disebelah kanan serta daratan di sebelah kiri atas.
Adapun ombak pasang membungkus bebatuan besar serta menutupi sebagian besar bebatuan kecil menjadikan foto ini sederhana dan kesan gerak eforia.
Data tehnis :

- film Tri X Kodak
- speed 4 detik
- f stop 16
- kamera Leica R4
- lensa elmarit 28mm
- tripot
-lokasi Pelabuhan Ratu

Foto lain dalam ombaksurut bisa dilihat di gadget tambahan (dibawah blog ini)





Kamis, 09 Oktober 2008

* SEBUAH BISIKAN AWAL IMPIANKU

Sungguh " 1985 "merupakan tahun Vini - Vidi - Vici............

Saya mendaftarkan diri pada sebuah foto klub tua (1853) dan diakui dunia fotografi internasional di UK , Inggris " The Royal Photographic Society " (Patron: Her Majesty The Queen. Incorporated by Royal Charter) sebagai anggota.
Dan langsung menempuh ujian peringkat dasar dimana penguasaan pendayagunaan tehnik fotografi " Licentiateship " (L.RPS).
Adapun foto akan dinilai dalam 1 set, sepuluh buah foto variasi tehnik pemotretan merata dan bagus.

Hasilnya .... saya lulus ..... dan dinyatakan berhak menyandang gelar L.RPS dibelakang namaku.
Senangnya bagaikan anak perawan menemukan jejaka idaman hati , bangga akan pujian serasa telinga melebar dan hidungku membesar....sombong diri ..ada juga...hehehe.

Keberhasilan ini saya peroleh dari pemotretan foto warna yg indah dan bagus.
Bagiku foto warna adalah lambang masa kini dan target title selanjutnya A.RPS setingkat sarjana seni fotografi dunia...
Tekad dan semangat ku mengkreasikan karya ku dalam foto warna teguh......
Kusiapkan diri mempelajari dan memaknai tentang warna seperti Warna Panas dan Dingin; Warna Analogus yg serumpun ; Warna komplimentari yg bertentangan ; Warna warna yg Harmonis yg akan memberi arti dalam fotoku nanti.

Foto Hitam Putih.....No Way...! Bukankah kita juga lebih suka TV warna jauh lebih canggih dan bagus dari pada TV hitam putih...hehehe.

Tapi mengapa seorang "sang maha senior " ini mengatakan padaku dengan suara setengah berbisik ....tapi sungguh jelas di telingaku........
Sikapnya seakan tabu atau malu membicarakan sesuatu yg usang dan lapuk seperti kini zaman digital membicarakan film.

Jika kamu ingin sungguh - sungguh.........,
dan mengerti dengan se-sungguh - sungguhnya Nilai Sebuah Foto .
Mulailah dengan "Foto Hitam Putih ".

Beliau yang terhormat menyandang gelar Associateship (A.RPS ) jauh sebelum saya menyentuh kamera.
Dan dengan segala hormat ; Apakah sebenarnya maksud ANDA dengan foto hitam putih...????!!!!!

Bersambung......!!!
Kalimat beliau muncul ber-ulang ulang dibenak saya.
Apa sih hebatnya sebuah foto Hitam Putih ?
Sepengetahuan saya tidak lebih dari sebuah foto terdiri dari warna nada hitam-ireng ---- abu abu tembok kusam----dan putih kulit si Ling Ling, Hong Kong (bukan Arum Setyonongsih yg tinggal di HK ).
Kuno , miskin dan minim apalah artinya dibandingkan dengan foto warna.

Ada juga sih sedikit pengetahuan saya fungsi warna hitam dan putih dalam foto warna sebagai warna netral yg dapat dipadu dengan warna apa saja.
Akan tetapi warna putih agak dimusuhi karena sering tampil mencolok(seperti Langit putih) yg merebut peranan warna lain.
Lain halnya dengan warna hitam untuk back ground sering diundang untuk memperkuat foto warna tsb.
Adapun warna favorit dalam foto warna adalah warna panas " merah " dimana fotografer terkadang meng apresiasikan agak berlebihan, mungkin ada sedikit kemiripan sifat lawannya Matador di Spanyol....hehehee.

BUKU FOTO TUA 1953.
Berhari hari saya mengkuno-kunokan diri dan menuakan diri melihat foto foto dan membaca buku foto masa lalu dimana terbitannya pada waktu itu usiaku minus 1 tahun "PHOTOGRAMS of THE YEAR 1953 "
Berhari hari saya melihat dan mengamati foto foto Hitam Putih tsb.
Akhirnya harus saya akui meskipun tua akan tetapi isi ,pesan dan makna serta gaya pemotretannya tetap menarik untuk kini bahkan dimasa yg akan datang.

Bersambung....

APA DAN MENGAPA.....?
Bagus Buta atau Bagus Mengerti....!!!!
samakah halnya kini...Zaman Digital....?!!
Bagus mean SAVE lah......Jelek mean DELATE lah.....!



APA dan MENGAPA...

Sungguh saya juga tidak mengerti pada mulanya mengapa begitu pada foto mereka bisa " in " sepanjang zaman.
Yang saya tahu mereka kakek kakek dengan sarana minim baik perangkat lunak maupun keras bisa mampu mengkreasikan sebuah karya foto yg bagus. (saya sendiri belum pernah melihat film kaca dan kalau tidak salah diantara foto ada yg dicetak dari film kaca.).

" Bagus " saat itu dalam arti yg sangat sempit yaitu BAGUS BUTA alias saya tidak tahu apalagi mengerti apa dan mengapa bisa bagus.....koq...bisa bagus....hehehe.
Ada kemiripan dengan zaman kini era "Digital " ..... cuma ada 2 kemungkinan bagi nasib sebuah karya foto .
Bagus mean SAVE lah,....... Jelek mean DELATE lah.
Jika demikian halnya malang nian...... fotografer berusaha terbang seperti elang nyatanya hanya terbang ayam bahkan ada yg lompat seperti bebek....
Eh...ehhhh koq saya jadi begitu pesimis .... atau ini tanda prihatin.

Engkau..., (maksudnya saya) si Bagus Buta ; melihat tapi tidak mengerti......!
Haruslah jadi " Bagus Melek " melihat ,mengamati ,menyimak dan mengerti.
Pegergunakan nalar dan mata-hati mu .....................................
Inilah awal sebuah letupan jiwa dari hati dan tekad didada.

Puji Syukur dengan karunia yg diberikan NYA kepadaku.
Kian hari kian jelas apa yg saya lihat dan mulai mengerti sedikit demi sedikit foto foto tsb.

Apakah sebenarnya "kekuatan dan kehebatan " kakek kakek pemotret foto Hitam Putih dengan saran minim tsb :
1. Mula pertama yang terlihat kemudian dimengerti oleh saya adalah mereka begitu mahir memainkan PENCAHAYAAN = EXPOSURE.
Dalam pemotretan mereka melakukan penambahan atau pengurangan pencahayaan pada titik /bidang yang diukur untuk menghasilkan seberapa terang atau gelapnya sebuah karya foto sesuai keinginan mereka.

Ini menunjukan mereka sudah memakai skala nada dan mahir dalam "Zone Systeem " untuk menguasai dan memainkan tehnik meraih segala kemungkinan sesuai keinginan mereka........ saluuut.

2. Penggelaran tehnik pencahayaan yg mengagumkan bagi saya, yg nota bena hanya memainkan penambahan atau pengurangan pencahayaan yg sempit dalam pemotretan foto warna.
Syukur Alhamdulillah... saya mulai dengan lompatan kecil baru ....mengalihkan perhatian saya pada arah pencahayaan seperti : Front Lihgt, Back Light, Side Light , Top Light maupun Bottom Lihgt baik itu penyinaran alami maupun pengaturan studio lighting.

Bagaikan melihat diri pada cermin buram penuh uap yang mulai menghilang .
Makin lama makin tampak jelas....Apa arti dan menjadi penting...ARAH PENYINARAN bagi sebuah karya foto hitam putih.

Arah pencahayaan dalam foto Hitam putih sangatlah penting terhadap unsur unsur dasar fotografi bahkan dapat kita katakan sebagai pemberi nyawa pada sebuah foto Hitam Putih dimana hanya terdiri dari hitam - abu abu - putih.

Miskin akan warna menjadikan mereka melihat - mengamati - menyimak - mengisolasi - meng-eksplorasi subjek atau objek melebihi siapapun yang melihat dengan MATA KEPALA bukan dengan MATA HATI.

Demikianlah Sebuah Bisikan sang senior menjadi Awal Impianku di dunia fotografi....

Tadinya ku kira "aku" ini " Elang " ternyata Belalang ,
Dan sadar..... , sombong diri pun hilang.
Dan hanya satu jawaban tawaran sang senior yg tidak kuterima seketika kala itu...... YES..... aku mau jadi..........ELANG....!!!!!!


Foto foto buku tua " Photograms of the Year 1953 " akan dibahas tersendiri u melengkapi tulisan ini..... segera setelah mendapatkan scanner nya.
Salam.....moses.

Selesai......
jakarta. , jumat, 17-10-08.








Mas Sugeng K ...Shymphony of Shore akan diturunkan pada blog ini tapi tidak u sekarang .



Bu Shanti F ...... Zone Systeem pasti akan dimuat juga karena itu tehnik mandraguna yg diajarkan Ansel Adams........
Pengertian Zone Systeem juga sangat menolong dalam pemotretan Digital....mohon sabar menunggu .
Usulan pembagian label ...ya bu . Nanti kalau agak ramaian artikel maupun usulan topik tulisan yg dibutuhkan.