Minggu, 12 April 2009

PERBEDAAN MATA dengan KAMERA

Pengalaman yg saya alami ini, pasti terjadi pada semua fotografer yg serius menekuni bahasa visual ini. Sebuah foto karya seni.
Mungkin juga ada memikirkan dan merenungkannya kenapa hal ini terjadi.
Mungkin juga pula ada menerima hal ini sebagai sebuah misteri dari bahasa visual yg menarik ini ...jika tidak ya.. ...konon tidak menarik lagi (sebuah pemikiran yg salah)

Pada awal saya tertarik pada fotografi apapun objek yg saya anggap menarik dan indah pasti saya foto... maklum dikala itu masih analog dimana harus diproses dulu baru bisa melihat citra/gambarnya.
Lain dengan kini era digital secara instan image langsung muncul di monitor kamera.
Alangkah senangnya jiwa fotonya sesuai keinginan kita dan dapat melihatnya berulang kali serta menghebatkan diri ....entah itu masalah tehnis atau kesesuaian citra rasa seni kita.
Yang menjadi topik pembicaraan kali ini adalah kenapa sebuah objek pemotretan waktu dilihat sangat menarik dan bagus akan tetapi ketika hasil pemotretan jadi tidak menarik apalagi bagus....


Dan ini menjadi pemikiran dan permenungan saya dikala itu.... !
Wahai pemotret era digital pernahkah Anda mengambil perhatian masalah ini atau bagus hasil fotonya Anda save , jika sebaliknya Anda delete saja ... "selesai sementara " tapi akan berulang kejadiannya .

Hal ini terjadi karena ada perbedaan mata dan kamera dalam merekam imaji.
Mata itu dikendalikan oleh otak memilih apa yg menarik saat kita melihat objek pemotretan yg bersifat sangat subjektif.
Akan tetapi kamera melalui lensa merekam apa saja yg masuk kedalam bingkai pembidik kita bersifat objektif.
Anda bisa membayangkan perbedaannya mata dg bebas dan fokus pada apa yg ingin dilihatnya dan mengabaikan yg tidak diinginkannya sebaliknya kamera merekam apa saja yg masuk kedalam bingkai pembidik dan menyajikan keseluruhan citra baik yg menunjang/memperkuat poi kita maupun yg mengganggu atau yg merebut perhatian dg poi kita.
Contoh yg paling sering kita temui ketika kita memotret pemandangan alam dengan jalan meliuk yg menarik akan tetapi hasilnya malah objek objek yg terletak didepan lebih menarik dari jalan meliuk itu yg ingin kita tampilkan. Karena itu perlulah kita mengubah pandangan kamera yg objektif menjadi subjektif seperti mata kita.
Oleh karena itu foto adalah bahasa visual yg memerlukan tata bahasanya yaitu Komposisi.

Sahabat jangan lupa memberi reaksi Anda dg mencontreng salah satu dari dua pilihan dibawah ini dan sangat diharapkan komentar/pendapatnya. salam. ...moses


1 komentar:

dian mengatakan...

Saya sependapat dengan pak moses. Seringkali kita memotret apa yang kita anggap indah...eh setelah dilihat di layar monitor hasilnya malah jauh dari bayangan/pravisualisasi kita.