Jumat, 17 April 2009

* Eksplorasi

Eksplorasi ..... perlukah itu dalam pemotretan terhadap sebuah objek ?!

Melihatlah lebih dalam itu kalimat yg sering kita dengar sebelum pemotretan ... itu gampang diucapkan akan tetapi dari mana saya harus memulainya ?!

Meng-eksplorasi terhadap sebuah objek sebelum pemotretan berarti melihat objek itu dari segala arah.
Tentu harus juga mempertimbangkan korelasi dg sekitarnya sperti back ground, arah dan jenis pencahayaan yg semuanya akan berpulang pada sang fotografer yg menentukan yg terbaik menurutnya.

Sebuah objek dalam pemotretan akan sangat berbeda impresinya jika berada dalam kondisi pencahayaan langsung (direct light ) dengan pencahayaan tidak langsung ( diffused light ) begitu pula arah pencahayaan turut memberi makna kepada objek pemotrettan kita.

* Direct light....
Pencahayaan langsung selalu akan memberi kesan keras dan kontras pada foto kita.
Muncul kuat garis tepi yg kuat pada bayangan di foto kita...misalnya itu terjadi pada foto potraitur mata akan menyipit.
Bisakah Anda membayangkan cahaya langsung seperti cahaya yg jatuh pada selembar plastik ...... bagaimana reaksi Anda terhadap foto demikian...

Direct light dipagi hari...
by moses agustian.
Mohon tinggalkan reaksi Anda terhadap artikel ini dengan mencontreng salah satu dari dua pilihan....terima kasih.

* Diffused Light.......
Bersambung.......moses.

Kamis, 16 April 2009

Embun di atas Ilalang

Embun di atas Ilalang
Silakan sahabat sahabat......mengisi puisi pendeknya (diambil yg cocok dari yg masuk) , Terima kasih atas partisipasi di blog bersama ini. Foto ini dipersembahkan untuk sdri Arum Setyoningsih

Puisi ini kiriman seorang sahabat berinisial "DR"

Embun di Atas Ilalang

Embun.. Pada lembar tubuhku, Aku persilahkan dirimu bersandar.. Biarkan dirimu nyaman sampai angin menerbangkanmu ke tepian Mari kita bermain, Basahi ujung-ujung tubuhku sampai matahari meninggi dan membuatku terdiam menantimu kembali esok hari..
by DR


Terima kasih.. sahabat "DR" atas puisi yg romantis dan permenungan yg dalam . Salam...dan salut....! moses.


Minggu, 12 April 2009

PERBEDAAN MATA dengan KAMERA

Pengalaman yg saya alami ini, pasti terjadi pada semua fotografer yg serius menekuni bahasa visual ini. Sebuah foto karya seni.
Mungkin juga ada memikirkan dan merenungkannya kenapa hal ini terjadi.
Mungkin juga pula ada menerima hal ini sebagai sebuah misteri dari bahasa visual yg menarik ini ...jika tidak ya.. ...konon tidak menarik lagi (sebuah pemikiran yg salah)

Pada awal saya tertarik pada fotografi apapun objek yg saya anggap menarik dan indah pasti saya foto... maklum dikala itu masih analog dimana harus diproses dulu baru bisa melihat citra/gambarnya.
Lain dengan kini era digital secara instan image langsung muncul di monitor kamera.
Alangkah senangnya jiwa fotonya sesuai keinginan kita dan dapat melihatnya berulang kali serta menghebatkan diri ....entah itu masalah tehnis atau kesesuaian citra rasa seni kita.
Yang menjadi topik pembicaraan kali ini adalah kenapa sebuah objek pemotretan waktu dilihat sangat menarik dan bagus akan tetapi ketika hasil pemotretan jadi tidak menarik apalagi bagus....


Dan ini menjadi pemikiran dan permenungan saya dikala itu.... !
Wahai pemotret era digital pernahkah Anda mengambil perhatian masalah ini atau bagus hasil fotonya Anda save , jika sebaliknya Anda delete saja ... "selesai sementara " tapi akan berulang kejadiannya .

Hal ini terjadi karena ada perbedaan mata dan kamera dalam merekam imaji.
Mata itu dikendalikan oleh otak memilih apa yg menarik saat kita melihat objek pemotretan yg bersifat sangat subjektif.
Akan tetapi kamera melalui lensa merekam apa saja yg masuk kedalam bingkai pembidik kita bersifat objektif.
Anda bisa membayangkan perbedaannya mata dg bebas dan fokus pada apa yg ingin dilihatnya dan mengabaikan yg tidak diinginkannya sebaliknya kamera merekam apa saja yg masuk kedalam bingkai pembidik dan menyajikan keseluruhan citra baik yg menunjang/memperkuat poi kita maupun yg mengganggu atau yg merebut perhatian dg poi kita.
Contoh yg paling sering kita temui ketika kita memotret pemandangan alam dengan jalan meliuk yg menarik akan tetapi hasilnya malah objek objek yg terletak didepan lebih menarik dari jalan meliuk itu yg ingin kita tampilkan. Karena itu perlulah kita mengubah pandangan kamera yg objektif menjadi subjektif seperti mata kita.
Oleh karena itu foto adalah bahasa visual yg memerlukan tata bahasanya yaitu Komposisi.

Sahabat jangan lupa memberi reaksi Anda dg mencontreng salah satu dari dua pilihan dibawah ini dan sangat diharapkan komentar/pendapatnya. salam. ...moses