Selasa, 31 Maret 2009

* EXPOSURE

SELIMUT KABUT PAGI


Memberi pencahayan (exposing) dg tepat pada sebuah foto.
Tidak lebih dari pada akurasi pengontrolan cahaya jatuh pada sensor kamera digital atau film pada kamera analog untuk tenggang waktu tertentu/shutter speed.

Akan tetapi harus di ingat ketepatan tenggang waktu hanya pada subject/object yg kita mau.
Light Meter sangat membantu kita dalam pengukur intensitas cahaya pantul dari objek kita dan menjadikannya patokan dasar exposure kita.

Tapi tidak ikut dalam menentukan kemauan kita .... seberapa terang atau gelapnya sebuah foto , jadi pemotret yg bijak janganlah terserah kepada kecanggihan kamera saja.

Berterima kasih atas akurasi kecanggihan lihgt meter kamera kini akan tetapi keputusan menentukan seberapa terang atau gelapnya karya foto kita adalah kebijakan kita sendiri.

Rahasia Light Meter Kamera.

Pada dasarnya hanya ada satu metode pengukuran dari kamera kita yaitu Reflected-light meter , mengukur sinar pantul dari subject/object kita kemudian menentukan kombinasi shutter speed dan f stop / bukaan lensa yg bisa kita lihat di indikasi kamera.

Rahasia Besar Kelemahan Light Meter Camera adalah semua object yg kita ukur di kalkulasinya menjadi Grey Card 18% warna abu abu menegah atau setengah dari Putih dan setengah dari Hitam .
Untuk memberi pengertian dan mengyakinkan diri silakan eksprimen sendiri:
Sediakan dua lembar kertas ; yg satu Hitam dan yg satunya lagi Putih kemudian lakukan pengukuran yg pas pada masing2 kertas kemudian potretlah.....hasilnya keduanya sama akan menjadikannya Abu Abu Menengah /Grey Card seperti warna tutup plastik selongsong film Kodak.

Kenapa demikian ? Dan bagaimana keduanya hitam dan putih menjadi normal seperti yg kita lihat ?
Disaat kita memotret kertas putih kamera mengindetikasi putih sebagai objek kelebihan sinar jadi harus dikurangi pencahayaannya melalui f stop lebih kecil atau speed lebih cepat.
Sebaliknya yg terjadi pada kertas Hitam kamera mengindentikasi kekurangan sinar jadi harus ditambah pencahayaannya melalui f stop di perbesar atau speed diperlambat maka dari pada itu kedua hasilnya sama...Abu Abu Menengah.
Agar Putih menjadi Putih kita memperbaiki kesalahan kalkulasi pengukuran kamera dg menambahkan 2 stop (over) pencahayaan.
Sebaliknya agar Hitam menjadi Hitam kurangi pencahayaan (under) 2 stop .

Selamat mencoba.....salam.

Mohon.... Pertanyaan , Pendapat dan Saran di kotak Komentar. Terima kasih atas kunjungan pada blog kita bersama.

6 komentar:

iyoem mengatakan...

hm, jadi sensor itu nggak pinter-pinter banget dong om ya? sensor cuma bisa guess: oh, ini kurang/lebih nih pencahayaan-nya..

iya, pernah saya coba. Kondisi terik, landscape.

langkah pertama:
saya lock AE ke bayangan yang agak teduh (gelap), berarti sensor mengindikasikan kurang light, pas saya jepret beneran OE wahahahahaha

trus foto kedua saya bidik lagi, AE lock ke dekat-dekat lokasi sekitar yang dominan warna putih (terang), dan hasilnya lebih teduh, lebih berkontur, exposure pas dan nggak terlalu bright.

(foto akan saya kirim deh ke imel, tanpa edit ya om :p parah hasilnya, wahahaha)

jadi ingat, kalo nggak punya alat buat metering pernah ada yang mengusulkan pake telapan tangan. tapi akan agak sulit kalo kita motret model yang backgroundnya putih om, itu gimana metering exposurenya?

kira-kira saja ya? menurutku, bisa nggak kalau karena kita ingin gambar wajah modelnya terang, berarti harus set Exposure ke tempat yang agak terang, karena jika saya metering ke tembok putihnya om (yang sangat bright), wuih, terlalu gelap pasti nanti wajah model jadinya..

kira-kira begitu ya om? Hm... nanti lain kali saya coba coba lagi deh...

seneng bahas Exposure, secara saya langganan OE. Hihihi akan lebih semangat deh om!

o btw, soal nurunin/nambah Ev 2 stop, pernah juga saya coba, apalagi kalau hari terik, padahal udah pake ND4+CPL tapi nggak begitu puas, mungkin saya aja yang memang oneng... hahaha

nanti hunt lanscapenya pas golden hour aja deh, biar aman, dan matahari masih miring.. :p

thanks for sharing om!

-still love your blog-

iyoem mengatakan...

oiya lupa om, bahas contre-jour dong om, saya pengen banget bisa moto siluet... :p

Sugeng Kuswardhana mengatakan...

Om Moses,
Maaf bru bisa akses, koneksi akhir2 ini payah ditempatku di belantara. Terima kasih wawasan tentang eksposurenya. Kesimpulannya kontrol Eksposure tetep pada kita ya Om???? secanggih apapun lightmeter camera tetep masih bisa di "tipu" oleh kondisi rentang brightness di alam.
Om...kasi tau kita aplikasi zone system scr lebih kompre? pada contoh diatas mengubah (mengkompensasi dri V ke VII). Maksud saya metering dilapangan klo pake light meter camera apa reliable om. Akan sangat bernilaikah jika invest memiliki Light meter yang bukan buitin camera???. MAkasih atas pencerahannya Om Moses
SAlam
SK

Anonim mengatakan...

Makasih om atas sharing-nya...
Aku sering banget salah metering om, jadi harus bbrp kali coba2.
Kayaknya pengalaman ngebaca kondisi cahaya sekitar itu yg penting ya om.
Harus banyak jepret nih biar lama2 langsung TOP set metering nya :D


makasih oom Moses... TOP deh ^_^

regards,
Arif Budiman

moses mengatakan...

Iyoem sebenarnya fotomu bukan under/over exposed tapi salah menentukan nilai /value yg diperlukan untuk objek yg kamu mau....mungkin krn memakai averaged jadi terserah kamera membaginya.
Kayanya kamu masih miss soal kerja ligh meter kamera sama nilai yg harus ditentukan oleh kamu agar pas sperti yg kamu mau.....baca lagi non.

Sugeng.... tiap tingkat nada berbeda 1 stop pencahayaan. Tidak usah beli light meter lepas , dari kamera sdh cukup karena digital sdh bisa liat langsung ...kl dulu ya.... masih film butuh presisi kalau tidak cape deh ulang lagi. Kamu udah mengerti under/over yg dibutuhan pada sebuah foto sesuai kemauan /selera lebih terang atau gelap.

Arif.... mudah mudahan uda baca tanggapan expoure ini gak butuh pengalaman u eksekusi lighting tapi memakai logika,....hahaha. tq.

a2u mengatakan...

metering memang susah Om... sampai sekarang masih sulit menaklukkan eksposure yang berbeda-beda dalam satu frame, sehingga semuanya berimbang... tanpa ada UE dan OE..



* TANGGAPAN KOMENTAR "EXPOSURE"

Buat iyoem , sugeng dan arif

Dalam exposure saya tegaskan sekali lagi LIGHT METER hanya bisa mengkalkulasi apapun yg masuk kedalam bingkai pembidik menjadi abu abu menengah/Grey card 18%, baik itu putih,sangat putih, abu abu tua hingga muda atau hitam detil sampai hitam pekat. Jadi ilmu Light meter cuma satu jadilah abu abu menengah seperti warna tutup plastik selongsong filmKodak. hehehe.( itu baru oneng.)

Jadi kita( jangan ikut oneng).... mau putih kita overkan ...mau gelap under kan....semuanya kita yg menentukan.
Terus bingung...... ya bagaimana cara menentukannya ? Bidang /objek yg mana? Begitu luas yg kita lihat dibingkai.

Pernah tahu zaman dulu.....adalah petuah Exposes for Shadow and develop for high light. Itu penuntun exposure untuk film, arahkan kamera kebidang gelap punya detil/Shadow dari objek yg kita maui sebagai patokan exposure walaupun nanti begitu memasukkan pada komposisi yg kita inginkan light meter akan menunjukan over biarkan saja jepret pasti bagus. (itu namanya kompensasi)

Kini zaman Digital sebuah karya foto hasil jepretan akan muncul langsung dalam Citra Positif seperti yg kita lihat pada layar monitor( pada zaman dulu ada namanya Film Slide atau Dias Positif tapi melalui proses kimiawi dulu.).
Jika film negatif dasar exposes nya adalah pada bagian Shadow poi/objek , sebaliknya hasil jepretan kamera Digital sama seperti Film Slide dulu berpatokan pada bagian terang atau High Lihgt dari poi/objek yang kita maui.

Pada kamera kita dilengkapi beberapa sistem pengukuran cahaya dan yg utama yaitu:
- Averaged..........pengukuran rata rata dalam bingkai pembidik kamera kita antara terang dan gelap dibagi rata rata..... akan bagus hasil exposesnya kalau terang dan gelap berimbang intensitasnya.
Akan tetapi jika terang lebih dominan ( pemandangan bersalju) hasilnya menjadi under-exposes, sebaliknya kalau gelap dominan (foto Stage) hasilnya menjadi over-exposes.
- Centre Wide.... . patokan pengukuran cahaya hanya pada bulatan tengah dalam bingkai pembidik kamera kita, dimana bidang pengukurnya lebih selective dan tentu akuarasinya jauh lebih baik dari pada average diatas.
- Spot metering...... pengukuran berpatokan pada sebuah titik tengah di centre wide.
Ini baru benar benar andalan para pakar dimana keleluasan menentukan terang dan gelap
intensitas cahaya pada sebuah objek /poi terkendali penuh kalau tidak mau dikatakan kesemena -menaan pemotret menentukan nilai/value pencahayaan terhadap objeknya., misalnya seberapa kilap sebuah paku payung kecil ditembok gelap/hitam.....
Andalah yg menentukan segalanya dalam exposure ....anda juga menanggung segala akibat nya dimana kegagalan karena salah persepsi dalam eksekusi poi nya ......!

5 komentar:

iyoem mengatakan...

Sangat teknikal dan membantuku lebih dalam lagi tentang arti sebuah exposure om...

God really bless a teacher that is so humble like you (^^)v

iyoem mengatakan...
Posting ini telah dihapus oleh penulisnya.
iyoem mengatakan...

ow, btw om, besok saya mau coba pake Centering weighted instead of evaluative metering yang ternyata dibagi rata begitu... pantesan fotonya jadi terang tapi burem..

well, let see if this weekend aku bisa mengamalkan ilmunya si om, hopefully the weather wont be that bad..

asik hunting ahhhhh...

-bye om-

Anonim mengatakan...

makasih om moses... segera dilaksanakan dan diamalkan...



salam ^_^
Arif Budiman

a2u mengatakan...

Spot metering...... pengukuran berpatokan pada sebuah titik tengah di centre wide...

saya masih kurang paham sepenuhnya tentang bagian ini Om...

mudah-mudahn bisa ktemu di IM ya Om..:D

Tidak ada komentar: